Teks tidak dapat dipisahkan dari konteks. Istilah konteks berasal
dari kata “teks” yang memperoleh awalan “con” yang berarti ditenun bersama. Awalan con memiliki
arti “being together” sehingga dapat diartikan bahwa kata konteks mengacu pada
elemen-elemen yang menyertai teks.
Ada dua konteks yang berdampak pada penggunaan bahasa menurut Halliday.
Yakni konteks budaya dan konteks situasi. Konteks situasi merupakan unsur yang
paling kuat dampaknya terhadap penggunaan bahasa, dan terdiri dari tiga aspek,
yakni field, mode dan tenor. Selanjutnya tiga aspek tersebut akan membentuk sebuah teks. Ketiga unsur ini mempengaruhi pilihan bahasa kita.
Field
(medan/lokasi) mengacu pada apa yang sedang berlangsung atau yang sedang
dibicarakan. Berisi tentang apa, kapan, dimana, bagaimana dan mengapa sebuah
proses sosial terjadi. Topik dari teks bisa
berkenaan kegiatan atau apa saja yang dipelajari, termasuk topiktopik berkaitan
dengan mata pelajaran di kelas.
Tenor (pelaku) berkaitan dengan siapa saja pelaku yang terlibat
dalam suatu proses sosial, yang mengarah kepada hubungan interpersonal antara
pihak-pihak yang terlibat atau who is involved. Tenor mengacu pada channel simbolik atau wavelength
yang dipilih yang betul-betul merupakan satu fungsi atau beberapa fungsi
semiotik yang ditugaskan kepada bahasa dalam situasi itu. Bahasa yang dipakai
oleh penulis kepada teman akan berbeda dengan bahasa yang dipakai untuk atasan atau
orang lain yang belum dikenal.
Mode atau channel (sarana)
mengacu pada pertimbangan jalur komunikasi bahasa yang dipakai, menggunakan
bahasa lisan atau tulisan, jarak antara orang yang berkomunikasi dalam ruang
dan waktu, apakah mereka bertemu muka atau terpisahkan oleh ruang dan waktu.
Artikel keren lainnya:
Good very useful....
ReplyDelete