Friday, September 9, 2016

Contoh Teks yang Baik dan Tidak Baik



Contoh bahasa tulis:
Perhatikan contoh berikut ini, selanjutnya amati apakah kumpulan klausa atau kata  di bawah ini bisa membentuk teks yang koheren dan kohesif.

Contoh 1
1.Up road runs they. 2. To sign please form those page on. 3. Three children Shirley have: boy two, girl (Eggins, 1994: 86).

Apabila kita amati, paragraf atau kelompok-klausa dan kata di atas tidak bisa dikatakan sebuah teks yang baik karena grammarnya salah. Orang tidak akan bisa memahami setiap klausa, apalagi teks secara keseluruhan. Dengan demikian, di sinilah pentingnya siswa diajari grammar karena tanpa grammar yang baik, mereka pun tidak bisa mengungkapkan gagasannya  dengan baik dan tujuan komunikasi pun tidak akan tercapai.

Contoh 2
1. I‘ve been learning English for two years. 2. He‘s been playing the guitar for six months. 3. They‘ve been living in Sydney for one month. 4. We‘ve been working here for 3 years. 5. She‘s been studying French for two weeks. (Eggins, 1994: 86)

Apabila kita analisa paragraf di atas, kelompok klausa tersebut grammarnya betul, semua klausa grammarnya sama, dan bisa dikatakan mempunyai grammatikal parallelism. Tetapi, andaikata ditanya apakah sekelompok klausa di atas bisa membentuk satu teks yang utuh, maka jawabannya tidak, karena kita tidak bisa mengidentifikasi topik, siapa yang berbicara kepada siapa, dan apakah dia berbicara secara tertulis atau lisan. Jadi kumpulan klausa itu tidak mempunyai situational coherence dan generic coherence.

Jadi, dari Contoh 2 di atas bisa dilihat bahwa teks yang baik itu  tidak cukup hanya ditulis dengan grammar yang benar, walaupun grammar memainkan peranan yang sangat penting. Teks yang baik juga harus mempunyai situational dan generic coherence.

Selanjutnya kita amati contoh teks yang berasal dari buku bahasa Inggris SMA berikut ini.

At the Market
My mother and I are at the market. We go there on foot. It’s about 400 metres from my house. We want to buy some food to celebrate my father’s birthday. We go to the fruit stall to buy some oranges, melons and grapes. Then we go to the greengrocer’s to buy some potatoes, cabbages and carrots. We also buy some meat, fish and lobsters. We buy a kilogram of sugar. We do not buy any salt because we still have some. We leave the market at about eight o’clock.

Pada teks diatas terdapat salah satu piranti kohesi yakni referensi. Kata ganti (pronoun)  'my mother and I’ muncul kembali pada kalimat lain sebagai ‘we‘. Ini menunjukkan bahwa ‘we‘ memiliki referensi yang jelas. Kata ini digunakan berkali-kali dan pembaca tetap bisa mengerti bahwa ‘we‘ berarti ‘my mother and I‘.

Selanjutnya pada teks tersebut juga terdapat piranti kohesi yang lain yang disebut lexical chain atau untaian leksikal. Pada teks di atas, penulis menggunakan kata ‘food‘ dan kata ini menghasilkan untaian kata yang berhubungan seperti fruit, vegetables, meat, sugar dll. Penggunaan kata-kata tersebut dengan tepat akan mempermudah pembaca memahami teks yang dilahirkan oleh konteks di pasar.

Dalam teks lisan unsur-unsur teks juga sama bisa diidentifikasi dan teks lisan yang kurang baik bisa dilihat dari contoh berikut.
A: 1. Have a chocolate, Lisa.
B: 2. The ferry just left.
A: 3. Thank you.
B: 4. Hallo (dikutip dari Eggins, dalam Emi Emilia, 2011)

Teks lisan di atas menunjukkan bahwa klausa yang satu dalam teks itu tidak berkaitan dengan klausa yang lainnya. Kita bisa membayangkan apa yang terjadi dalam sebuah dialog kalau setiap orang dalam dialog itu tidak merespon lawan bicaranya dengan baik. Ketika si A dalam dialog di atas  menawarkan sesuatu, “Have a nice chocolate” maka biasanya si lawan bicara, yakni B merespon dengan menerima atau menolak, tetapi dalam hal ini tidak, malah mengatakan bahwa “The Ferry just left”.
 
Demikian pula klausa ketiga dan keempat. Ketika orang mengatakan “Thank you,” mungkin seharusnya si lawan bicara meresponnya dengan mengatakan “My pleasure” atau “You‘re welcome” atau “That‘s OK” dan bukan “Hallo”.

No comments:

Post a Comment