Contoh bahasa tulis:
Perhatikan contoh berikut ini, selanjutnya amati apakah kumpulan
klausa atau kata di bawah ini bisa
membentuk teks yang koheren dan kohesif.
Contoh 1
1.Up road runs they. 2. To sign please form those page on. 3.
Three children Shirley have: boy two, girl (Eggins, 1994: 86).
Apabila kita amati, paragraf atau kelompok-klausa dan kata di atas
tidak bisa dikatakan sebuah teks yang baik karena grammarnya salah. Orang tidak
akan bisa memahami setiap klausa, apalagi teks secara keseluruhan. Dengan
demikian, di sinilah pentingnya siswa diajari grammar karena tanpa grammar yang baik, mereka pun tidak bisa mengungkapkan
gagasannya dengan baik dan tujuan
komunikasi pun tidak akan tercapai.
Contoh 2
1. I‘ve been learning English for two years. 2. He‘s been playing
the guitar for six months. 3. They‘ve been living in Sydney for one month. 4.
We‘ve been working here for 3 years. 5. She‘s been studying French for two weeks.
(Eggins, 1994: 86)
Apabila kita analisa paragraf di atas, kelompok klausa tersebut
grammarnya betul, semua klausa grammarnya sama, dan bisa dikatakan mempunyai
grammatikal parallelism. Tetapi, andaikata ditanya apakah sekelompok klausa di
atas bisa membentuk satu teks yang utuh, maka jawabannya tidak, karena kita
tidak bisa mengidentifikasi topik, siapa yang berbicara kepada siapa, dan
apakah dia berbicara secara tertulis atau lisan. Jadi kumpulan klausa itu tidak
mempunyai situational coherence dan generic coherence.
Jadi, dari Contoh 2 di atas bisa dilihat bahwa teks yang baik
itu tidak cukup hanya ditulis dengan
grammar yang benar, walaupun grammar memainkan peranan yang sangat penting.
Teks yang baik juga harus mempunyai situational dan generic coherence.
Selanjutnya kita amati contoh teks yang berasal dari buku bahasa
Inggris SMA berikut ini.
At the Market
My mother and I are at the market. We go there on foot. It’s about
400 metres from my house. We want to buy some food to celebrate my father’s
birthday. We go to the fruit stall to buy some oranges, melons and grapes. Then
we go to the greengrocer’s to buy some potatoes, cabbages and carrots. We also
buy some meat, fish and lobsters. We buy a kilogram of sugar. We do not buy any
salt because we still have some. We leave the market at about eight o’clock.
Pada teks diatas terdapat salah satu piranti kohesi yakni referensi. Kata ganti (pronoun) 'my mother and I’ muncul kembali pada
kalimat lain sebagai ‘we‘. Ini menunjukkan bahwa ‘we‘ memiliki referensi yang
jelas. Kata ini digunakan berkali-kali dan pembaca tetap bisa mengerti
bahwa ‘we‘ berarti ‘my mother and I‘.
Selanjutnya pada teks tersebut juga terdapat piranti kohesi yang
lain yang disebut lexical chain atau untaian leksikal. Pada teks di atas,
penulis menggunakan kata ‘food‘ dan kata ini menghasilkan untaian kata
yang berhubungan seperti fruit, vegetables, meat, sugar dll. Penggunaan
kata-kata tersebut dengan tepat akan mempermudah pembaca memahami teks yang
dilahirkan oleh konteks di pasar.
Dalam teks lisan unsur-unsur teks juga sama bisa diidentifikasi
dan teks lisan yang kurang baik bisa dilihat dari contoh berikut.
A: 1. Have a chocolate, Lisa.
B: 2. The ferry just left.
A: 3. Thank you.
B: 4. Hallo (dikutip dari Eggins, dalam Emi Emilia, 2011)
Teks lisan di atas menunjukkan bahwa klausa yang satu dalam teks
itu tidak berkaitan dengan klausa yang lainnya. Kita bisa membayangkan apa yang
terjadi dalam sebuah dialog kalau setiap orang dalam dialog itu tidak merespon
lawan bicaranya dengan baik. Ketika si A dalam dialog di atas menawarkan sesuatu, “Have a nice chocolate”
maka biasanya si lawan bicara, yakni B merespon dengan menerima atau menolak,
tetapi dalam hal ini tidak, malah mengatakan bahwa “The Ferry just left”.
Demikian pula klausa ketiga
dan keempat. Ketika orang mengatakan “Thank you,” mungkin seharusnya si lawan
bicara meresponnya dengan mengatakan “My pleasure” atau “You‘re welcome” atau “That‘s
OK” dan bukan “Hallo”.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Contoh Teks yang Baik dan Tidak Baik"
Post a Comment